Monday, December 8, 2014

PARAGRAF

1.     Hakikat Paragraf
       1.      Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1984: 529)
Penguasaan berarti perbuatan menguasai atau menguasakan. Kesanggupan atau pemahaman untuk menggunakan pengetahuan atau kepandaian. Jadi yang dimaksud dengan penguasaan dalam penelitian ini adalah proses atau kesanggupan untuk menguasai teori paragraf. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1984:1054) “Teori berarti pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai sesuatu peristiwa atau asas-asas dan hukum-hukum umum yang menjadi dasar sesuatu kesenian atau ilmu pengetahuan”. Dan dalam penelitian ini teori yang dimaksud adalah pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan tentang asas-asas atau hukum-hukum sebuah paragraf.

       2.      Menurut Arifin dan S. Amran Tasai (2006:125)
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik”. Kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.

       3.      Menurut Akhadiah dkk (1999: 144)
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. 
Paragraf (dari bahasa yunani: paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di samping").   Paragraf atau alinea adalah sekumpulan kalimat yang saling berkaitan  antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan. Dalam 1 paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf yang dapat diungkapkan. Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung, dan umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal.
Dari pendapat-pendapat di atas mengenai pengertian paragraf, maka dapat diambil kesimpulan bahwa paragraf adalah suatu rangkaian beberapa kalimat yang saling berhubungan dan membentuk satu gagasan atau topik.
Berdasarkan uraian di atas mengenai pengertian penguasaan, teori, dan paragraf maka penulis mengambil kesimpulan bahwa penguasaan teori paragraf adalah kesanggupan untuk menguasai suatu keterangan tentang asas-asas atau hukum-hukum suatu rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan memiliki satu topik atau gagasan.


2.     Unsur-usur Paragraf
         Ada  beberapa unsur yang membangun paragraf, sehingga paragraf tersebut secara logis dan sistematis, yaitu:
1. Ide Pokok
      Ide pokok adalah hal yang dibahas dalam suatu paragraf atau pikiran yang menjiwai seluruh isi paragraf. Umumnya ide pokok tersurat dalam paragraf, tapi tak jarang pula dalam bentuk tersirat. Biasanya ide pokok tersurat pada bagian awal, akhir, atau awal dan akhir paragraf. Kuncinya adalah hal yang dibahas atau dijelaskan dalam paragraf itu.
2. Kalimat Utama
       Kalimat utama ialah tempat dimana dituangkannya ide pokok suatu paragraf. Berdasarkan letaknya, kalimat utama terletak di awal paragraf (deduktif), akhir paragraf (induktif), atau di awal dan akhir paragraf (deduktif-induktif). Selain itu ada juga paragraf yang tidak memuat kalimat utama tapi hanya mempunyai ide pokok, yaitu paragraf yang ide pokoknya tersirat dalam seluruh paragraf.
       Cara menemukan kalimat utama cukup mudah dengan mengetahui ciri-cirinya yaitu terletak di awaal pada umumnya pernyataan bersifat umum, pernyataan yang masih perlu pengembangan, rincian, dan penjelasan lebih lanjut. Jika kalimat utama berbentuk kalimat majemuk bertingkat, maka ide pokoknya terletak pada induk kalimat.

3. Kalimat Penjelas
         Kalimat Penjelas adalah kalimat-kalimat yang menjelaskan kalimat utama. Kalimat ini harus memiliki kesatuan yang padu, yakni semua kalimat tersebut membentuk sebuah paragraf menyatakan suatu ide pokok tertentu. Kalimat penjelas juga harus koheren, yakni memiliki hubungan dengan kalimat lain sehingga membina keutuhan paragraf.
         Ciri-ciri kalimat penjelas:
1)      Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti).
2)      Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu paragraf.
3)      Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi.
4)      Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik.





3.     Syarat Pembentukan Paragraf  yang Baik

1.        Kesatuan
          Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertentu. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja. Sebuah alinea atau paragraf yang mempunyai kesatuan bisa saja mengandung beberapa hal atau beberapa perincian, tetapi semua unsur tadi haruslah bersama-sama digerakkan untuk menunjang maksud tunggal. Maksud tungggal itulah yang ingin disampaikan penulis dalam paragagraf itu. Jadi kesatuan di sini bukan berarti satu atau singkat kalimatnya, melainkan berarti kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf tersebut menyatu untuk mendukung pikiran utama sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.
Contoh: Masalah mahasiswa di Indonesia umum sekali. Mereka kebanyakan sulit untuk sepenuhnya memusatkan perhatian pada studi mereka. Kebanyakan dari mereka adalah pemuda-pemuda dari keluarga biasa yang kurang mampu. Para mahasiswa itu pun mencari pekerjaan. Oleh karena itu selama belajar mereka kadang-kadang terganggu oleh keadaan ekonomi.
Apabila paragraf diatas kita analisis, kita akan temukan:      
Pikiran Utama:            Masalah Umum dalam dunia Mahasiswa.    
Pikiran Penjelas : Sulit memusatkan perhatian, berasal dari keluarga biasa, terganggu oleh ekonomi.
Unsur-unsur penunjang pada paragraf di atas benar-benar mendukung gagasan utama. Dengan perkataan lain, unsur-unsur penunjang paragraf tersebut membentuk kesatuan ide.

     2.    Kepaduan
                 Kepaduan adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk suatu paragraf. Kepaduan yang baik apabila hubungan timbal balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, mudah dipahami, dan tidak dijumpai kalimat yang menyimpang ataupun loncatan-loncatan pikiran yang menbingungkan. Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajarana.
a)      Kata Kunci 
Contoh pemakaian kata kunci:
Dalam mengajarkan sesuatu, langkah pertama yang perlu kita lakukan ialah menentukan tujuan mengajarkan sesuatu itu. Tanpa adanya tujuan yang sudah ditetapkan, materi yang kita berikan, metode yang kita gunakan, dan evaluasi yang kita susun, tidak akan banyak memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar-mengajar. Dengan mengetahui tujuan pengajaran, kita dapat menentukan materi yang akan kita ajarkan, metode yang akan kita gunakan, serta bentuk evaluasinya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Dalam paragraf di atas, kepaduan didapat dengan mengulang kata kunci yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf. Kata kunci yang mula-mula timbul pada awal paragraf, kemudian diulang-ulang dalam kalimat berikutnya. Pengulangan ini berfungsi memelihara kepaduan semua kalimat.
b)        Kata Ganti   
Contoh pemakaian kata ganti.
Dengan penuh kepuasan Pak Marto memandangi hamparan padi yang tumbuh dengan subur. Jerih payahnya tidak sia-sia. Beberapa bulan lagi ia kan memetik hasilnya. Sudah terbayang di matanya orang sibuk memotong, memanggul padi berkarung-karung, dan menimbunnya di halaman rumah. Tentu anaknya dan calon menantunya Acep akan ikut bergembira. Hasil panen yang berlimpah itu tentu dapat mengantarkan mereka ke mahligai  perkawinan.
Kepaduan paragraf di atas dibina dengan menggunaan kata ganti, kata yang mengacu kepada manusia, benda, biasanya untuk menghindari kebosanan, diganti dengan kata ganti. Pemakaian kata ganti dalam paragraf di atas berfungsi menjaga kepaduan antara kalimat-kalimat yang membina paragraf.
c)       Kata Transisi atau Ungkapan Penghubung
Untuk menyatakan kepaduan dari sebuah paragraf, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frase (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.
Contoh pemakaian kata transisi.
Perkuliahan bahasa Indonesia sering kali sangat membosankan, sehingga tidak mendapat perhatian sama sekali dari mahasiswa. Hal ini disebabkan oleh bahan kuliah yang disajikan dosen sebenarnya merupakan masalah yang sudah diketahui oleh mahasiswa, atau merupakan masalah yang tidak diperlukan mahasiswa. Di samping itu, mahasiswa yang sudah mempelajari bahasa Indonesia sejak mereka duduk di bangku Sekolah Dasar atau sekurang-kurangnya sudah mempelajari bahasa Indonesia selama sepuluh tahun, merasa sudah mampu menggunakan bahasa Indonesia. Akibatnya, memilih atau menentukan bahan kuliah yang akan diberikan kepada mahasiswa, merupakan kesulitan tersendiri bagi para pengajar bahasa Indonesia.

3.       Kelengakapan
      Kelengkapan Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap. Paragraf yang dianggap lengkap adalah paragraf yang di dalamnya sudah tercakup semua yang diperlukan untuk mendukung gagasan utama. Hal ini berarti bahwa paragraf harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga pembaca tidak bertanya-tanya tentang maksud penulis. Kelengkapan paragraf dapat diwujudkan dengan mengembangkan gagasan utama yang dikemas dalam kalimat topik secara lengkap. Informasi yang terkandung di dalam kalimat topik harus didukung oleh informasi lain agar pembaca dapat memahami apa yang dimaksud penulis.
 Contoh: Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya peminat atau penggemar jenis binatang laut seperti halnya peminat atau penggemar penghuni darat atau burung-burung yang indah. Tidak adanya penyediaan dana untuk melindungi ketam kenari, kima, atau tiram mutiara sebagaimana halnya untuk panda dan harimau. Jenis makluk laut tertentu tiba-tiba punah sebelum manusia sempat melindunginya. Tiram raksasa dikawasan Indonesia bagian Barat kebanyakan sudah punah.

4.     Jenis-jenis Paragraf
     A.   Jenis Paragraf Menurut Posisi Kalimat Topiknya
          Kalimat yang berisi gagasan utama adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan kalimat topik dan letak posisinya dalam paragraf atau alenia sangat penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf akan memberi warna tersendiri bagi sebuah paragraf. Hal ini tak ubahnya seperti penekanan dalam sebuah kalimat yang dilakukan dengan cara menempatkan bagian yang dipentingkan  pada posisi tertentu.
       Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapat dibedakan atas:
 1.  Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif ialah paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagagsan paragraf.
Contoh:
       Kebudayaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan nonfisik. Kebudayaan fisik cukup jelas karena merujuk pada benda-benda. Kebudayaan nonfisik ada yang berupa pemikiran dan ada yang berupa wujud tingkah laku. Adapun contoh hasil kebudayaan fisik di antaranya adalah patung, lukisan, rumah, dan  bangunan. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah aliran filsafat, pengetahuan, ideologi, etika, dan estetika. Hasil kebudayaan yang berwujud tingkah laku di antaranya adalah sikap, kebiasaan, dan adat istiadat.
  2.   Paragaraf Induktif
Paragraf induktif ialah pragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok Permasalahan.
Contoh:
Yang dimaksud dengan kebudayan fisik cukup jelas karena merujuk pada benda-benda. Kebudayaan nonfisik ada yang berupa pemikiran dan ada yang berupa wujud tingkah laku. Adapun contoh hasil kebudayaan fisik di antaranya adalah patung, lukisan, rumah, dan  bangunan. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah aliran filsafat, pengetahuan, ideologi, etika, dan estetika. Hasil kebudayaan yang berwujud tingkah laku di antaranya adalah sikap, kebiasaan, dan adat istiadat. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kebudayaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan nonfisik.
 3.   Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok atau pokok permasalahan ditempatkan pada bagian awal dan akhir alenia, terbentuklah alenia atau paragraf campuran deduktif-induktif.
Contoh:
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah murah, sehat, dan kuat. Departemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli. Bhan ini tahan api dan tahan air. Lagi pula, bahan perlit dapat dicetak menurut keinginan seseorang. Usah ini menunjukkan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah murah, sehat, dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.
     B.   Jenis Paragraf Menurur Sifat Isinya
 Isi sebuah alenia atau paragraf dapat bermacam-macam tergantung pada maksud penulisnya dan tuntutan konteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.
  Berdasarkan sifat isinya, paragraf dapat digolongkan atas lima macam, yaitu:
1.      Paragraf Persuatif
Paragraf yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.
Contoh:
      Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencinta.

2.      Paragraf Argumentatif
       Paragraf yang membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
 Contoh:
       Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3.      Paragraf Naratif
       Paragraf yang menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita
Contoh:
       Jam istirahat Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
4.      Paragraf Deskriptif
Paragaraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
Contoh:
      Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.




5.      Paragraf Ekspositoris
Paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.
Contoh:
       Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
 
5.     Kegunanan Paragraf
Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
1.  Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan   paragraf.
2.   Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya.
3.    Penanda bahwa pikiran baru dimulai.
4.    Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.
5.    Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi, dan penutup.
           Selain hal di atas paragraf juga mempunyai arti dan fungsi yang penting. Dengan paragraf tersebut, pengarang dapat mengekspresikan keseluruhan gagasan secara utuh, runtut, lengkap, menyatu, dan sempurna, sehingga bermakna dan dapat dipahami oleh pembaca sesuai dengan keinginan penulisnya. Lebih jauh daripada itu, paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan, sehingga menjadi lebih hidup, dinamis, dan energik, sehingga pembaca menjadi penuh semangat. Artinya, paragraf mempunyai fungsi strategis dalam menjembatani gagasan penulis dan pembacanya.  

No comments:

Post a Comment