1.
Hakikat
Paragraf
1.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1984: 529)
Penguasaan
berarti perbuatan menguasai atau menguasakan. Kesanggupan atau pemahaman untuk
menggunakan pengetahuan atau kepandaian. Jadi yang dimaksud dengan penguasaan
dalam penelitian ini adalah proses atau kesanggupan untuk menguasai teori
paragraf. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1984:1054) “Teori berarti pendapat
yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai sesuatu peristiwa atau
asas-asas dan hukum-hukum umum yang menjadi dasar sesuatu kesenian atau ilmu
pengetahuan”. Dan dalam penelitian ini teori yang dimaksud adalah pendapat yang
dikemukakan sebagai suatu keterangan tentang asas-asas atau hukum-hukum sebuah
paragraf.
2. Menurut Arifin dan S. Amran Tasai
(2006:125)
Paragraf
adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik”. Kalimat
dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam
membentuk gagasan atau topik tersebut.
3. Menurut Akhadiah dkk (1999: 144)
Paragraf
merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf
terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam
paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat
topik, kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini
saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
Paragraf (dari bahasa yunani: paragraphos, "menulis
di samping" atau "tertulis di samping"). Paragraf
atau alinea adalah sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang
lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk
inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik
atau tema pembicaraan. Dalam 1 paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat,
kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik),
kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi
satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu
paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf yang dapat
diungkapkan. Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide
pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung, dan umumnya terdiri dari tiga
hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal.
Dari
pendapat-pendapat di atas mengenai pengertian paragraf, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa paragraf adalah suatu rangkaian beberapa kalimat yang saling
berhubungan dan membentuk satu gagasan atau topik.
Berdasarkan uraian di atas mengenai pengertian penguasaan, teori, dan paragraf maka penulis mengambil kesimpulan bahwa penguasaan teori paragraf adalah kesanggupan untuk menguasai suatu keterangan tentang asas-asas atau hukum-hukum suatu rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan memiliki satu topik atau gagasan.
Berdasarkan uraian di atas mengenai pengertian penguasaan, teori, dan paragraf maka penulis mengambil kesimpulan bahwa penguasaan teori paragraf adalah kesanggupan untuk menguasai suatu keterangan tentang asas-asas atau hukum-hukum suatu rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan memiliki satu topik atau gagasan.
2.
Unsur-usur
Paragraf
Ada
beberapa unsur yang membangun paragraf, sehingga paragraf tersebut
secara logis dan sistematis, yaitu:
1. Ide Pokok
Ide pokok adalah hal yang dibahas dalam
suatu paragraf atau pikiran yang menjiwai seluruh isi paragraf. Umumnya ide
pokok tersurat dalam paragraf, tapi tak jarang pula dalam bentuk tersirat.
Biasanya ide pokok tersurat pada bagian awal, akhir, atau awal dan akhir
paragraf. Kuncinya adalah hal yang dibahas atau dijelaskan dalam paragraf itu.
2. Kalimat Utama
Kalimat
utama ialah tempat dimana dituangkannya ide pokok suatu paragraf. Berdasarkan letaknya,
kalimat utama terletak di awal paragraf (deduktif), akhir paragraf (induktif),
atau di awal dan akhir paragraf (deduktif-induktif). Selain itu ada juga
paragraf yang tidak memuat kalimat utama tapi hanya mempunyai ide pokok, yaitu
paragraf yang ide pokoknya tersirat dalam seluruh paragraf.
Cara
menemukan kalimat utama cukup mudah dengan mengetahui ciri-cirinya yaitu
terletak di awaal pada umumnya pernyataan bersifat umum, pernyataan yang masih
perlu pengembangan, rincian, dan penjelasan lebih lanjut. Jika kalimat utama
berbentuk kalimat majemuk bertingkat, maka ide pokoknya terletak pada induk
kalimat.
3. Kalimat Penjelas
Kalimat
Penjelas adalah kalimat-kalimat yang menjelaskan kalimat utama. Kalimat ini
harus memiliki kesatuan yang padu, yakni semua kalimat tersebut membentuk
sebuah paragraf menyatakan suatu ide pokok tertentu. Kalimat penjelas juga
harus koheren, yakni memiliki hubungan dengan kalimat lain sehingga membina
keutuhan paragraf.
Ciri-ciri kalimat penjelas:
1) Sering
merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti).
2) Arti kalimat
ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu
paragraf.
3) Pembentukannya
sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi.
4) Isinya
berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat
mendukung kalimat topik.
3. Syarat Pembentukan Paragraf yang Baik
1.
Kesatuan
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat
yang membangun paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu
tema tertentu. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa paragraf
itu memuat satu hal saja. Sebuah alinea atau paragraf yang mempunyai kesatuan
bisa saja mengandung beberapa hal atau beberapa perincian, tetapi semua unsur
tadi haruslah bersama-sama digerakkan untuk menunjang maksud tunggal. Maksud
tungggal itulah yang ingin disampaikan penulis dalam paragagraf itu. Jadi
kesatuan di sini bukan berarti satu atau singkat kalimatnya, melainkan berarti
kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf tersebut menyatu untuk mendukung
pikiran utama sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.
Contoh: Masalah
mahasiswa di Indonesia umum sekali. Mereka kebanyakan sulit untuk sepenuhnya
memusatkan perhatian pada studi mereka. Kebanyakan dari mereka adalah
pemuda-pemuda dari keluarga biasa yang kurang mampu. Para mahasiswa itu pun
mencari pekerjaan. Oleh karena itu selama belajar mereka kadang-kadang
terganggu oleh keadaan ekonomi.
Apabila
paragraf diatas kita analisis, kita akan temukan:
Pikiran Utama: Masalah Umum dalam dunia Mahasiswa.
Pikiran Penjelas : Sulit memusatkan perhatian, berasal dari keluarga biasa, terganggu oleh ekonomi.
Pikiran Utama: Masalah Umum dalam dunia Mahasiswa.
Pikiran Penjelas : Sulit memusatkan perhatian, berasal dari keluarga biasa, terganggu oleh ekonomi.
Unsur-unsur penunjang pada
paragraf di atas benar-benar mendukung gagasan utama. Dengan perkataan lain,
unsur-unsur penunjang paragraf tersebut membentuk kesatuan ide.
2. Kepaduan
Kepaduan adalah
kekompakan hubungan antara suatu kalimat dengan kalimat yang lain yang
membentuk suatu paragraf. Kepaduan yang baik apabila hubungan timbal balik
antar kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, mudah dipahami, dan
tidak dijumpai kalimat yang menyimpang ataupun loncatan-loncatan pikiran yang
menbingungkan. Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa
hal, seperti pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan
transisi, dan kesejajarana.
a) Kata
Kunci
Contoh pemakaian kata kunci:
Dalam
mengajarkan sesuatu, langkah pertama yang perlu kita lakukan ialah menentukan tujuan
mengajarkan sesuatu itu. Tanpa adanya tujuan yang sudah ditetapkan,
materi yang kita berikan, metode yang kita gunakan, dan evaluasi yang kita
susun, tidak akan banyak memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan
hasil proses belajar-mengajar. Dengan mengetahui tujuan pengajaran, kita
dapat menentukan materi yang akan kita ajarkan, metode yang akan kita gunakan,
serta bentuk evaluasinya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Dalam
paragraf di atas, kepaduan didapat dengan mengulang kata kunci yaitu kata yang dianggap
penting dalam sebuah paragraf. Kata kunci yang mula-mula timbul pada awal
paragraf, kemudian diulang-ulang dalam kalimat berikutnya. Pengulangan ini
berfungsi memelihara kepaduan semua kalimat.
b)
Kata
Ganti
Contoh pemakaian kata ganti.
Dengan penuh
kepuasan Pak Marto
memandangi hamparan padi yang tumbuh dengan subur. Jerih payahnya
tidak sia-sia. Beberapa bulan lagi ia kan memetik hasilnya. Sudah
terbayang di matanya
orang sibuk memotong, memanggul padi berkarung-karung, dan menimbunnya di halaman
rumah. Tentu anaknya
dan calon menantunya
Acep akan ikut bergembira. Hasil panen yang berlimpah itu
tentu dapat mengantarkan mereka ke mahligai perkawinan.
Kepaduan
paragraf di atas dibina dengan menggunaan kata ganti, kata yang mengacu kepada manusia,
benda, biasanya untuk menghindari kebosanan, diganti dengan kata ganti.
Pemakaian kata ganti dalam paragraf di atas berfungsi menjaga kepaduan antara
kalimat-kalimat yang membina paragraf.
c) Kata Transisi atau Ungkapan Penghubung
Untuk
menyatakan kepaduan dari sebuah paragraf, ada bentuk lain yang sering digunakan
yaitu penggunaan kata atau frase (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.
Contoh pemakaian kata transisi.
Perkuliahan
bahasa Indonesia sering kali sangat membosankan, sehingga tidak mendapat
perhatian sama sekali dari mahasiswa. Hal ini disebabkan oleh bahan
kuliah yang disajikan dosen sebenarnya merupakan masalah yang sudah diketahui
oleh mahasiswa, atau merupakan masalah yang tidak diperlukan mahasiswa. Di
samping itu, mahasiswa yang sudah mempelajari bahasa Indonesia sejak mereka
duduk di bangku Sekolah Dasar atau sekurang-kurangnya sudah mempelajari bahasa
Indonesia selama sepuluh tahun,
merasa sudah mampu menggunakan bahasa Indonesia. Akibatnya, memilih atau
menentukan bahan kuliah yang akan diberikan kepada mahasiswa, merupakan
kesulitan tersendiri bagi para pengajar bahasa Indonesia.
3.
Kelengakapan
Kelengkapan Ialah
suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang
kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf
yang kurang lengkap. Paragraf yang dianggap lengkap adalah
paragraf yang di dalamnya sudah tercakup semua yang diperlukan untuk mendukung
gagasan utama. Hal ini berarti bahwa paragraf harus dikembangkan sedemikian
rupa sehingga pembaca tidak bertanya-tanya tentang maksud penulis. Kelengkapan
paragraf dapat diwujudkan dengan mengembangkan gagasan utama yang dikemas dalam
kalimat topik secara lengkap. Informasi yang terkandung di dalam kalimat topik
harus didukung oleh informasi lain agar pembaca dapat memahami apa yang
dimaksud penulis.
Contoh: Masalah kelautan yang dihadapi dewasa
ini ialah tidak adanya peminat atau penggemar jenis binatang laut seperti
halnya peminat atau penggemar penghuni darat atau burung-burung yang indah.
Tidak adanya penyediaan dana untuk melindungi ketam kenari, kima, atau tiram
mutiara sebagaimana halnya untuk panda dan harimau. Jenis makluk laut tertentu
tiba-tiba punah sebelum manusia sempat melindunginya. Tiram raksasa dikawasan
Indonesia bagian Barat kebanyakan sudah punah.
4. Jenis-jenis Paragraf
A. Jenis Paragraf Menurut Posisi Kalimat
Topiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama adalah
kalimat topik. Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan kalimat topik dan
letak posisinya dalam paragraf atau alenia sangat penting. Posisi kalimat topik
di dalam paragraf akan memberi warna tersendiri bagi sebuah paragraf. Hal ini
tak ubahnya seperti penekanan dalam sebuah kalimat yang dilakukan dengan cara
menempatkan bagian yang dipentingkan
pada posisi tertentu.
Berdasarkan posisi kalimat topik,
paragraf dapat dibedakan atas:
1. Paragraf
Deduktif
Paragraf
deduktif ialah paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu,
lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagagsan paragraf.
Contoh:
Kebudayaan dapat dilihat dari dua
sisi, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan nonfisik. Kebudayaan fisik cukup
jelas karena merujuk pada benda-benda. Kebudayaan nonfisik ada yang berupa
pemikiran dan ada yang berupa wujud tingkah laku. Adapun contoh hasil
kebudayaan fisik di antaranya adalah patung, lukisan, rumah, dan bangunan. Contoh kebudayaan yang berupa
pemikiran adalah aliran filsafat, pengetahuan, ideologi, etika, dan estetika.
Hasil kebudayaan yang berwujud tingkah laku di antaranya adalah sikap,
kebiasaan, dan adat istiadat.
2. Paragaraf Induktif
Paragraf
induktif ialah pragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah
diakhiri dengan pokok Permasalahan.
Contoh:
Yang dimaksud
dengan kebudayan fisik cukup jelas karena merujuk pada benda-benda. Kebudayaan
nonfisik ada yang berupa pemikiran dan ada yang berupa wujud tingkah laku.
Adapun contoh hasil kebudayaan fisik di antaranya adalah patung, lukisan,
rumah, dan bangunan. Contoh kebudayaan
yang berupa pemikiran adalah aliran filsafat, pengetahuan, ideologi, etika, dan
estetika. Hasil kebudayaan yang berwujud tingkah laku di antaranya adalah
sikap, kebiasaan, dan adat istiadat. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kebudayaan
dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan nonfisik.
3. Paragraf
Deduktif-Induktif
Bila kalimat
pokok atau pokok permasalahan ditempatkan pada bagian awal dan akhir alenia,
terbentuklah alenia atau paragraf campuran deduktif-induktif.
Contoh:
Pemerintah
menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah murah, sehat, dan kuat.
Departemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat.
Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat
menarik perhatian para ahli. Bhan ini tahan api dan tahan air. Lagi pula, bahan
perlit dapat dicetak menurut keinginan seseorang. Usah ini menunjukkan bahwa pemerintah
berusaha membangun rumah murah, sehat, dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.
B.
Jenis Paragraf Menurur Sifat
Isinya
Isi sebuah alenia atau paragraf dapat
bermacam-macam tergantung pada maksud penulisnya dan tuntutan konteks serta
sifat informasi yang akan disampaikan.
Berdasarkan sifat isinya, paragraf dapat
digolongkan atas lima macam, yaitu:
1. Paragraf
Persuatif
Paragraf yang
mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencinta.
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencinta.
2. Paragraf
Argumentatif
Paragraf
yang membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3. Paragraf
Naratif
Paragraf yang menuturkan peristiwa atau
keadaan dalam bentuk cerita
Contoh:
Jam istirahat Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
Jam istirahat Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
4. Paragraf
Deskriptif
Paragaraf
yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
5. Paragraf
Ekspositoris
Paragraf
yang memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
5.
Kegunanan
Paragraf
Paragraf bukan berkaitan dengan segi
keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa
kegunaan, sebagai berikut:
1. Sebagai penampung fragmen
ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraf.
2. Alat untuk memudahkan pernbaca
memahami jalan pikiran penulisnya.
3. Penanda bahwa pikiran baru
dimulai.
4. Alat bagi pengarang untuk
mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.
5. Dalam rangka keseluruhan
karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi, dan penutup.
Selain
hal di atas paragraf juga mempunyai arti dan fungsi yang penting. Dengan
paragraf tersebut, pengarang dapat mengekspresikan keseluruhan gagasan secara
utuh, runtut, lengkap, menyatu, dan sempurna, sehingga bermakna dan dapat
dipahami oleh pembaca sesuai dengan keinginan penulisnya. Lebih jauh daripada
itu, paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan, sehingga menjadi lebih
hidup, dinamis, dan energik, sehingga pembaca menjadi penuh semangat. Artinya,
paragraf mempunyai fungsi strategis dalam menjembatani gagasan penulis dan
pembacanya.
No comments:
Post a Comment